free html visitor counters

19 August 2008

PENDIDIKAN POLITIK, MELALUI KAMPANYE PARPOL DAN CALON LEGISLATIF






Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pontianak, Drs. Hefni Supardi mengatakan, sejak hari Sabtu kemaren, Partai Politik (Parpol) peserta Pemilu sudah diperbolehkan melakukkan sosialisasi atau berkampanye kepada masyarakat. Kampanye tersebut dilakukan baik terhadap Parpolnya, maupun terhadap para calon legislative (Caleg) yang akan diusung. (Berita Pagi RRI Pontianak, 13 Juli 2008).


Dibandingkan tahun 2004 lalu, Pemilu tahun ini sedikit berbeda. Jika dulu, kampanye hanya dapat dilakukan 21 hari sebelum masa tenang. Akan tetapi untuk tahun ini, Parpol peserta Pemilu, mempunyai kesempatan delapan sampai sembilan bulan untuk melakukan kampanye, mensosialisasikan Parpol dan Caleg yang mereka usung kepada masyarakat luas.
Semua bentuk kampanye yang ingin dilakukan oleh Parpol, baik itu berupa pemasangan atribut-atribut partai, maupun dalam bentuk pertemuan terbatas atau pertemuan tatap muka (dialogis) sejak dimulainya waktu kampanye, sampai batas waktu masa tenang, sah-sah saja dilakukan.

Ini adalah langkah yang sangat bijak, karena masyarakat mempunyai kesempatan untuk lebih mengenali Parpol-Parpol yang baru. Seperti yang diistilahkan oleh Drs. Hefni Supardi, agar masyarakat tidak seperti “membeli kucing dalam karung”. Artinya, memilih, tapi tidak mengenal apa yang dipilihnya.
Delapan bulan waktu kampanye yang diberikan oleh KPU, boleh dikatakan sangat memadai. Karena jika menilik pada Pemilu empat tahun yang lalu, waktu 21 hari, bukanlah waktu yang lama untuk bisa mengenalkan secara maksimal, visi dan misi sebuah Parpol peserta Pemilu bagi masyarakat. Demikian juga untuk para Caleg. Apalagi untuk Parpol baru dan Caleg yang belum begitu dikenal oleh masyarakat luas. Karena kadang, masyarakat kita masih terbelenggu dengan budaya yang hanya akan memilih sesuatu atau seseorang yang sudah akrab atau yang paling dekat dengan kehidupan mereka.


Beda dengan Parpol yang memang sudah lama eksis, mereka tinggal memberikan sedikit perubahan di sana-sini, mengenai visi-misi mereka. Selebihnya hanya tinggal bagaimana mereka bisa meyakinkan masyarakat, untuk kembali memilih partai mereka dalam Pemilu nanti.
Sebagian dari masyarakat kita juga masih ada yang berfikiran bahwa Parpol yang lebih “senior” sudah pasti lebih baik, karena sudah banyak pengalaman dalam dunia perpolitikan. Sedangkan untuk Parpol baru, dipandang tidak terlalu meyakinkan. Ibarat seorang anak yang baru saja lahir. Tak banyak hal yang bisa ia lakukan.



Walaupun sangat masuk akal, pandangan tersebut tidak seluruhnya benar. Karena mampu tidaknya seorang atau suatu partai, dalam memimpin, tidak sepenuhnya tergantung pada statusnya, apakah ia sudah senior ataupun tidak. Walaupun memang benar, hal tersebut juga sedikit berpengaruh, karena pengalaman juga menjadi elemen penting. Namun, jika seseorang mau terus belajar, dan berusaha, sudah pasti ia akan bisa menjadi lebih baik, bahkan dari orang yang sudah berpengalaman sekalipun.

Oleh karena itu, kebijakan yang diambil oleh pihak KPU tahun ini, dengan memberikan tenggang waktu yang lebih lama untuk masa kampanye, adalah tindakan yang bijak. Karena dengan begitu, Parpol yang baru terbentuk menjelang Pemilu nanti, mempunyai kesempatan yang sama untuk menarik simpati masyarakat.
Selain itu, hal tersebut juga bisa menjadi sarana pendidikan politik bagi masyarakat yang masih awam tentang dunia perpolitikan kita. Sudah saatnya masyarakat dibiarkan memilih, karena mereka benar-benar mengenali, apa dan siapa yang dipilihnya. Tak hanya ikut-ikutan. Sehingga dengan begitu, iklim demokrasi di negara kita akan semakin mudah ditegakkan.
Read More......

15 August 2008

SEKADAR NGISI POSTING SEBAGAI PERMULAAN



Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarookaatuh...

Hai semua perkenalkan namaku MARISA SYAKIRIN, bisa dipanggil ICHA saja, saya baru saja bergabung dan membangun blog ini *bukan saya sih yang bikin tapi seseorang yang sangat istimewa dalam hidup saya hehehehe (jangan GeeR ya long :P)*

Selamat Datang di blog ini duhai saudara-saudaraku, salam kenal salam ukhuwah buat semuanya. Semoga dengan media ini kita bisa saling bersilaturahmi.
Mohon terima kehadiranku sebagai orang baru didunia BLOGGER.

Kepada yang udah berkunjung terima kasih dan jangan lupa tinggalkan pesan, kritik, saran maupun informasi.

Tulisan² dibawah ini adalah tulisan saya yang terdahulu, sekadar permulaan dan agar tidak tampak kosong jadi untuk sementara kumuat dulu.

Doakan saja dan insyaAllah tulisan berikutnya akan segera hadir

Wassalamu'alaikum... Read More......

INDONESIA OH INDONESIAKU





Carut marut masalah yang melanda negeri kita hari ini, bisa dikatakan telah mencapai pada titik sempurna. Masalah yang dihadapi sangat komplit. Dari soal ekonomi, politik, sosial, keagamaan dan lain-lain, melanda seluruh lapisan masyarakat, kalangan bawah, menengah, dan atas, baik itu dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Semunya menjadi bagian dari masalah-masalah tersebut.


Masyarakat kalangan bawah dibuat menderita dengan semakin tingginya biaya hidup. Kenaikan bahan bakar minyak (BBM), yang diikuti oleh melonjaknya harga bahan pokok lainnya. Menambah susah hidup mereka, yang sememangnya susah. Tak cukup hanya sampai di situ, berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah yang dikeluarkan terkesan sangat tidak berpihak pada kalangan mayoritas ini.
Para pejabat negara, yang dalam hal ini seharusnya menjadi tempat untuk mengadukan berbagai masalah yang mereka hadapi. Bukannya menjadi pemecah masalah (problem solver) bagi rakyat kecil yang telah memberikan kepercayaan di pundaknya tersebut. Saat ini justru memiliki masalah yang paling banyak. Seiring berjalannya waktu, satu-satu kebobrokan oknum pejabat kita, terungkap.

Anggota dewan, dengan kasus korupsinya, yang tak pernah rampung-rampung. Kajahatan yang dilakukan oleh ‘penjahat terhormat’, hari ini, sepertinya sudah menjadi bagian dari ‘budaya bangsa’ dan harus dilestarikan secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kepolisian, yang sebenarnya mempunyai tugas untuk menegakkan hukum, justru hari ini, menjadi lembaga yang paling banyak melanggar hukum. Karena dengan kekuasaan yang mereka miliki, bapak-bapak aparatur negara ini, menjadi kebal hukum. Atau dengan kata lain, hukum-hukum tidak bisa menembus benteng mereka.

Para politikus, yang mestinya menjadi pihak yang paling tepat untuk menegakkan demokrasi, justru menjadi yang pertama kali, dengan semena-mena menginjak-injak sistem demokrasi. Segala macam cara dilakukan, tak peduli melalui jalan legal atau sebaliknya, yang penting tujuan mereka bisa dicapai. Semua hal menjadi sah-sah saja.
Selebritis, dengan pesona dunia glamournya, yang banyak diidolakan masyarakat, sehingga segala tingkah polah mereka selalu menjadi trendsetter. Mereka (sebagian) bukannya menunjukkan perilaku mendidik. Mereka justru mengusung budaya barat yang diambil mentah-mentah, tanpa menimbang cocok tidaknya dengan masyarakat kita. (Salah satu contoh, kasus foto-foto syur beberapa oknum artis yang tersebar di internet). Yang menyedihkan, bukannya menyesali, mereka malah dengan bangganya mengakui, perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja. Dan itu dianggap biasa. Katanya itu bagian dari seni, dan wujud kosekuensi profesionalisme pekerjaan yang mereka jalani.
Dan para remaja, yang menjadi salah satu harapan, perbaikan masa depan bangsa, dikecohi dengan menjamurnya situs-situs porno, yang dengan sangat mudah mereka akses. Yang sudah pasti, pesonanya jauh lebih menggoda, ketimbang materi pelajaran.
Setiap orang, baik itu pejabat, kepala Negara, selebritis, orangtua, dengan keahlian berkelit masing-masing, sibuk mencari ‘kambing hitam’ dari masalah yang sedang melanda. Di negara kita dengan latarbelakang multikulturalisme ini, sangat kekurangan, bahkan bisa dikatakan, tidak mempunyai sosok yang bisa dijadikan idola, dan panutan.

Rakyat kecil, menyalahkan kebijakan pemerintah. Pejabat, menyalahkan aparat, yang katanya tidak tegas. Orang tua menyalahkan para guru, demikian juga sebaliknya. Selebritis menyalahkan pola fikir masyarakat yang (katanya) terlalu cetek. Para ahli politik, menyalahkan kepala Negara (yang dalam hal ini adalah saingan politiknya). Tak ada satu orangpun yang mau dianggap salah, dan mengaku salah. Sangat manusiawi.
Kita, sebagai bagian dari kalangan biasa, memang tidak mempunyai kekuatan untuk merubah semua itu dengan serta merta. Kita bukan Superman, tokoh yang super baik, yang bisa melakukan banyak hal dalam waktu sebentar. Tidak mungkin!, karena orang seperti itu tidak ada di dunia nyata, ia hanya ada di dalam dongeng pengantar tidur.
Hanya kita yang ada di sini, kita yang punya banyak kekurangan. Namun jika kita mau, tak ada yang tak mungkin. Seperti pepatah yang sering diucapkan Aa Gym, mulai dari diri sendiri!. Jika kita tak suka pada perilaku oknum pemerintah yang tidak melindungi rakyat kecil, kita harus berupaya menjaga sikap, agar jangan sampai orang terdekat kita merasa didzalimi oleh ulah kita. Jangan sampai orang merasa tidak nyaman dengan kehadiran kita, jangan sampai orang lain merasa risih melihat penampilan kita. Itu saja, teorinya sangat sederhana, sesederhana praktiknya, namun jika semua orang melakukan hal yang sama, maka hasilnya akan sangat luarbiasa.
Read More......

SINGGAH DIRUMAH RASULULLAH



Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar. Sesibuk apapun kita hari ini, luangkanlah sedikit waktu, untuk sekedar ’mampir’ sebentar ke rumah satu-satunya sosok yang paling layak untuk dijadikan idola sepanjang masa, Rasulullah SAW.
Kita akan kembali keratusan tahun yang sudah berlalu. Yang di sana kita bisa ’bertamu’ bahkan ’bertemu’ dengan sang Kekasih Allah tersebut. Ini bukan bualan, karena kita akan mengunjungi beliau melalui huruf dan kalimat. Kita akan memasuki rumah beliau, memperhatikan tingkah laku beliau, mendengar perkataan beliau, lalu mencoba mencari perbandingan, dan mencoba mengikutinya, karena beliau memang layak ditiru.

Saat kita mengetuk pintu rumah beliau, lalu mengucap salam, perhatikan bagaimana cara beliau menyambut kedatangan kita. Kita pastinya disambut dengan wajah yang cerah, walaupun sebenarnya beliau sedang menghadapi beban besar. Lalu kita dipersilahkan duduk, diruang tamu yang sangat sederhana, tanpa perabotan apa-apa, dengan alas satu-satunya yang beliau miliki, itupun telah sobek di sana-sini. Lalu bandingkan dengan keadaan di rumah kita hari ini!

Beliau akan mengajak kita mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Saat kita tidak sengaja lalu membuka aib saudara kita sendiri, perhatikan bagaimana beliau menegur kita secara santun, dengan cara mengalihkan pembicaraan. Dengan begitu, kita jadi tahu, bahwa ada yang salah dari lisan kita, tapi tak sampai membuat kita tersinggung. Bandingkan dengan apa yang kita bicarakan di setiap kesempatan, dan saat pembicaraan itu telah ngelantur kemana-mana, apa yang kita lakukan?.

Saat jam makan siang telah sampai, perhatikan bagaimana beliau berusaha menyenangkan hati tamunya. Walaupun di dapur beliau saat itu, persedian makanan amat sedikit. Namun beliau tak mengeluh akan kedatangan kita di saat yang tidak tepat itu. Bahkan beliau menjamu kita layaknya tamu agung, walaupun dengan begitu, artinya beliau dan keluarganya harus menahan lapar. Lalu bandingkan dengan ketakutan kita pada kekurangan yang kita miliki sekarang, sehingga kadang membuat kita segan untuk sedikit membahagiakan orang lain!

Beberapa saat sebelum masuk waktu shalat, perhatikan bagaimana beliau telah sibuk mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Sang Penguasa setiap makhluk, dengan penuh semangat, wajah berseri, dan dada berdebar antar bahagia dan takut, menanti perjumpaan dengan-Nya. Lalu bandingkan, dengan keadaan hati kita, saat panggilan itu datang!.

Saat shalat di mulai, perhatikan bagaimana beliau sangat manikmati apa yang beliau baca, perhatikan bagaimana saat beliau berdoa, sambil berurai air mata, memohon ampun seolah beliau adalah hamba yang paling berdosa. Padahal, Allah telah menjamin dosa-dosa beliau di masa lalu, sekarang dan masa depan telah Allah ampunkan. Lalu bandingkan dengan kesombongan kita, kualitas shalat dan nilai doa yang kita panjatkan!.

Saat malam menjelang, beliau akan mempersilahkan kita menggunakan selimut yang beliau miliki, dan itu bermakna, malam ini beliau akan tidur tanpa selimut. Kita akan tidur dengan nyenyak sekali. Dan saat kita terbangun tengah malam, kita akan mendapati tempat tidur beliau telah kosong, saat kita mencari kemana beliau saat itu, kita akan mendapati beliau sedang sujud, dan kembali berdoa dengan berurai air mata, memohon ampunan-Nya. Lalu bandingkan akhir dari malam-malam yang kita lalui di rumah kita!.
Saat pagi datang, beliau sambut dengan penuh semangat, dan bersyukur karena telah diberikan kesempatan satu hari lagi ada di muka bumi ini. Walaupun tugas berat telah menunggu, beliau siap menghadapinya dengan hati ikhlas, tanpa terdengar sedikitpun keluh kesah dari lisan mulia beliau. Terus, bandingkanlah dengan sikap kita setiap menghadapi hari baru bersama beban yang mengikutinya!.

Sekarang saatnya kita untuk pamit, kembali ke kehidupan kita hari ini. Setelah sehari berada di rumah yang penuh berkah tersebut, bandingkan semuanya dengan hidup kita hari ini. Kita yang kurang bersyukur, kurang menghargai orang di sekeliling kita, kita yang sering lalai, yang sombong dan kita yang banyak mengeluh menghadapi beban hidup. Apakah kita akan terus seperti itu, atau mulai hari ini, kita bangun suatu tekad, yakni bagaima seharusnya kita berfikir, bersikap, dan berbuat pada hari esok yang akan Allah percayakan pada kita untuk menghadapinya lagi.
Read More......

Chat with Me

TENTANG SAYA

My Photo
MARISA SYAKIRIN
SILATRAHMI MEMBUAT KITA BISA HIDUP DIMANAPUN DAN KAPANPUN
View my complete profile

OBROLAN KITA